Judul : ALIRAN PSIKOLOGI SEHAT
Tugas ke : 1
Nama :
priatna santoro
Kelas :
2pa13
Npm :
16513914
A. PSIKOANALISA
Psikoanalisa merupakan salah satu aliran psikologi yang diperkenalkan oleh
Sigmund Freud sebagai tokoh utama yang mengembangkan teori ini. Psikoanalisis
merupakan satu pandangan baru tentang manusia, dimana ketidaksadaran memainkan
peran sentral. Psikoanalisis ditemukan dalam usaha untuk menyembuhkan
pasien-pasien histeria. Kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan teoritis dari
penemuannya di bidang praktis. Dari hasil penelitian yang dilakukannya kemudian
lahir asumsi-asumsi tentang perilaku manusia.
a.
Teori Kepribadian
Freud
mengembangkan sejumlah teori kepribadian yang teori-teori tersebut memiliki relevansi dengan proses konseling psikoanalisis, diantara teori-tersebut adalah
1.
Topografi Kepribadian.
Teori ini
menjelaskan tentang kepribadian manusia yang terdiri dari sub-subsistem, bagi
pencetus teori ini (Freud) kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran
(awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
2. Alam Sadar
(conscious/Cs)
adalah bagian
kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu
secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu
menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
3. Alam Prasadar
(preconcious/Pcs)
adalah bagian
kesadaran yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi untuk
mengantarakan ide, ingatan, perasaan tersebut kealam sadar jika kita berusaha
mengingatkanya kembali. Alam prasadar bukan bagian dari alam sadar, melainkan
bagian lain yang biasanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyadari
sesuatu.
4. Alam Bawah
Sadar (unconscious/Ucs)
adalah bagian
dari dunia keasadran yang terbesardan sebagai bagian terpenting dari strukutur
psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidup
individu yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalamnya. Perilaku
manusia sebagian besar didorang oleh perasaan dan pikiran yang tersimpan di
dalam unconscious ini. Struktur Kepribadian menurut Freud bahwa kepribadian
manusia tersusun secara stuktural. Freud berpendapat bahwa dalam dunia
kesadaran (awareness) individu terdapat subsistem struktur kepribadian yang
berinteraksi secara dinamis, diantara subsistem tersebut adalah id: komponen
biologis, ego: komponen psikologis dan superego komponen sosial
b.
prinsip-prinsip
psikoanalisis tentang hakekat manusia sebagai berikut:
1. Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak
- Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari
- Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir,terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya
- Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan
- Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis.
- Pembentukan simpton merupakan bentuk defensive
- Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan apa yang terjadi pada seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab dimasa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan dating
- Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilaku. Pandangan psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap koseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.
B.
BEHAVIORISME
Behaviorisme muncul sebagai kritik
lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi
ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari
fungsionalisme. Behaviorisme
secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi
dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam
elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme
sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa
dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental. Meskipun pandangan
Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi
secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai
perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme
sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
Tokoh yang terkenal dalam aliran ini
adalah John B Watson. Ia menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dan
bersikeras bahwa psikologi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan –
kegiatan manusia dan binatang yang dapat diobservasi (atau yang secara
potensial dapat diobservasi). Menurutnya, psikologi itu murni merupakan cabang
dari pengetahuan alam (natural science) eksperimental. Tujuan psikologi secara
teoritis adalah memrediksi dan mengontrol perilaku, sehingga instropeksi bukan
metoda yang dipergunakan. Yang dipelajari adalah perilaku yang dapat diamati,
bukan kesadaran karena merupakan pengertian yang meragukan.
Teori Beaviorisme lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang
individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap
lingkungan.Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku
mereka. Tujuan psikologi secara teoritis adalah memrediksi dan mengontrol
perilaku, sehingga instropeksi bukan metoda yang dipergunakan. Yang dipelajari
adalah perilaku yang dapat diamati, bukan kesadaran karena merupakan pengertian
yang meragukan.
C. HUMANISTIK
Aliran humanistik mulai muncul
sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an dan 1960-an. Aliran
Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon
Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Walaupun psikolog humanistik
dipengaruhi oleh psikoanalisis dan behaviorisme, namun aliran ini mempunyai
ketidaksesuaian yang sangat berarti dengan psikoanalisis dan behaviorisme.
Tekanan utama yang oleh behavioris dikenakan pada stimuli dan tingkah laku yang
teramati, dipandang Psikologi Humanistik sebagai penyederhanaan yang keterlaluan
yang melalaikan diri manusia sendiri dan pengalaman-pengalaman batinnya,
tingkah lakunya yang kompleks seperti cinta, nilai-nilai dan kepercayaan,
begitu pula potensinya untuk mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri. Maka
psikologi humanistik sangat mementingkan diri (self) manusia sebagai pemersatu
yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif individual, yang banyak
menentukan tingkah lakunya yang dapat diamati.
Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
Menurut aliran humanistik, kedua
aliran itu memandang tingkah laku manusia secara salah yaitu sebagai tingkah
laku yang seluruhnya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaannya;
apakah kekuatan-kekuatan itu berupa motif-motif yang tak disadari atau
conditioning dari masa kanak-kanak dan pengaruh lingkungan. Bertentangan dengan
kedua pandangan aliran tadi, aliran Humanistik menyetujui sebuah konsep yang
jauh lebih positif mengenai hakekat manusia, yakni memandang hakekat manusia
itu pada dasarnya baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan
diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh
penolakan dan frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik itu. Seorang manusia
tidak dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta yang
aktif yang mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan
nasib orang lain.
Psikolog humanistik mencoba untuk
melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka
cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah
manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih
potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab
terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka.
Psikologi humanistik adalah suatu gerakan perlawanan terhadap psikologi yang dominan yang
mekanistik, reduksionistik, atau ’psikologi robot” yang mereduksi manusia.
Psikologi humanistik juga menentang metodologi yang
restriktif yang menyisihkan pengalaman batin. Psikologi humanistik menghimpun para ahli psikologi yang merepresentasikan
pandangan-pandangan dan kecenderungan yang berbeda, juga para ahli psikologi
yang hanya menyetujui penolakan terhadap psikologi yang mekanomorfik dan yang
D. Kepribadian sehat menurut Allport
Pendapat
Allport tentang Kesehatan Mental
Allport
ingin menghilangkan kontradiksi-kontradiksi dan kekaburan-kekaburan yang
terkandung dalam pembicaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan membuang kata
itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya
tentang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium dan
dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam
kata “appropriate”.
Proprium menunjuk
kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Itu berarti
bahwa proprium (self) terdiri dari hal-hal atau
proses-proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, segi-segi
yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutnya “saya
sebagaimana dirasakan dan diketahui”.
Proprium berkembang
dari masa bayi sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila
semua segi perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut
dipersatukan dalam suatu konsep proprium. Jadi proprium adalah
susunan dari tujuh tingkat “diri” ini. Munculnya proprium merupakan
suatu prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat.
“Diri” jasmaniah.
Kita tidak dilahirkan dengan suatu perasaan tentang diri. Bayi itdak dapat
membedakan antara diri (“saya”) dan dunia sekitarnya. Kira-kira pada usia 15
bulan, maka muncullah tingkat pertama perkembangan proprium diri
jasmaniah. Kesadaran akan “saya jasmaniah” misalnya bayi membedakan antara
jari-jarinya dan sebuah benda yang dipegang dalam jari-jarinya.
Identitas diri.
Pada tingkat kedua perkembangan, muncullah perasaan identitas diri. Anak
mulai sadar akan identitasnya yang berlangsung terus sebagai seorang yang
terpisah. Anak mempelajari namanya, menyadari bahwa bayangan dalam cermin
adalah bayangan yang sama seperti yang dilihatnya kemarin, dan percaya bahwa
perasaan tentang “saya” atau “diri” tetap bertahan dalam menghadapi
pengalaman-pengalaman yang berubah-ubah.
Harga diri.
Tingkat ketiga dalam perkembangan proprium ialah timbulnyaharga diri. Hal
ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil dari belajar
mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri. Allport percaya bahwa hal ini
merupakan suatu tingkat perkembangan yang menentukan, apabila orang tua
menghalangi kebutuhan anak untuk menyelidiki maka perasaan harga diri yang
timbul dapat dirusakkan. Akibatnya dapat timbul perasaan dihina dan marah.
Perluasan diri (self extension). Tingkat perkembangan diri berikutnya adalah perluasan
diri, mulai sekitar usia 4 tahun. Anak sudah mulai menyadari orang-orang lain
dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa diantaranya adalah
milik anak tersebut. Anak berbicara tentang “kepunyaanku”, ini adlah permulaan
dari kemampuan orang untuk memperluas dirinya, untuk memasukkan tidak hanya
benda-benda tetapi juga abstraksi-abstraksi, nilai-nilai, dan
kepercayaan-kepercayaan.
Gambaran diri. Gambaran
diri berkembang pada tingkat berikutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana
anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya. Gambaran ini berkembang
dari interaksi-interaksi antara orangtua dan anak. Lewat pujian dan hukuman
anak belajar bahwa orangtuanya mengharapkan supaya menampilkan tingkah
laku-tingkah laku tertentu dan manjauhi itngkah laku-tingkah laku lain. Dengan
mempelajari harapan-harapan orangtua, anak mengembangkan dasar untuk suatu
perasaan tanggung jawab moral serta untuk perumusan tentang tujuan-tujuan dan
intensi-intensi.
Diri sebagai pelaku rasional. Setelah anak mulai sekolah, diri sebagai pelaku
rasional mulai timbul. Aturan-aturan dan harapan-harapan baru
dipelajari dari guru-guru dan teman-teman sekolah serta hal yang lebih penting
ialah diberikannya aktivitas-aktivitas dan tantangan-tantangan intelektual.
Anak belajat bahwa dia dapat memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan
proses-proses yang logis dan rasional.
Perjuangan proprium (propriate striving). Dalam masa adolesensi, perjuangan proprium (propriate
striving), tingkat terakhir tingkat terakhir dalam perkembangan diri
(selfhood) timbul. Allport percaya bahwa masa adolesensi merupakan suatu masa
yang sangat menentukan. Orang sibuk dalam mencari identitas diri yang baru,
segi yang sangat penting dari pencarian identitas ini adalah definisi suatu
tujuan hidup. Pentingnya pencarian ini yakni untuk pertama kalinya orang
memperhatikan masa depan, tujuan-tujuan dan impian-impian jangka panjang.
Perkembangan
dari daya dorong kedepan, intensi-intensi, aspirasi-aspirasi, dan
harapan-harapan orang itu mendorong kepribadian yang matang. “sasaran-sasaran
yang menentukan” ini dalam pandangan Allport sangat penting untuk kepribadian
sehat.
Tujuh
tingkat diri atau proprium ini berkembang dari masa bayi sampai masa
adolesensi. Suatu kegagalan atau kekecewaan yang hebat pada setiap tingkat
melumpuhkan penampilan tingkat-tingkat berikutnya serta menghambat integrasi
harmonis dari tignkat-tingkat itu dalam proprium. Dengan demikian
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting dalam perkembangan
kepribadian yang sehat.
7 Kriteria Kematangan
Tujuh
criteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang
sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1).
Perluasan Perasaan Diri
Ketika
diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda.
Mula-mula diri berpusat hanya pada individu kemudian diri bertambah luas
meliputi nilai-nilai dan citi-cita yang abstrak. Orang harus menjadi partisipan
yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “pertisipasi otentik yang
dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang
harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
Menurut
Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti
sesuatu bagi orang itu. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda
percaya bahwa pekerjaan itu penting, menantang kemampuan, membuat anda merasa
enak, maka anda merupakan seorang partisipan otentik dalam pekerjaan itu.
Aktivitas itu lebih berarti daripada pendapatan yang diperoleh dan memuaskan
kebutuhan-kebuthan lain juga.
Semakin
seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide,
maka ia semakin sehat secara psikologis. Diri menjadi tertanam dalam
aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan menjadi perluasan perasaan diri.
2).
Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport
membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain:
kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang
yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap
orangtua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk
keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik, syarat
lain bagi kapasitas keintiman adalah suatu perasaan identitas diri yang
berkembang dengan baik.
Ada perbedaan
antara hubungan cinta dari orang yang neurotis dengan hubungan cinta dari
kepribadian-kepribadian yang sehat. Orang-orang yang neurotis harus menerima
cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila
mereka membari cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat-syarat dan
kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik. Cinta dari orang yang sehat
adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, atau mengikat.
Perasaan
terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi
dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat
memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan,
ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan cirri kehidupan
manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan imajinatif” dan perasaan orang
sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.
Sebagai
hasil dari kapasitas perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar terhadap
tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang
sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia memiliki
kelemahan-kelemahan yang sama. Akan tetapi, orang yang neurotis tidak sabar dan
tidak mampu memahami sifat universal dari pengalaman-pengalaman dasar manusia.
3).
Keamanan Emosional
Kepribadian-kepribadian
yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Kepribadian-kepribadian
yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini tidak
mengganggu aktivitas-aktivitas antarpribadi, emosi-emosi diarahkan kembali ke
dalam saluran-saluran yang lebih konstruktif. Akan tetapi orang-orang yang
neurotis menyerah pada emosi apa saja yang dominant pada saat itu, berkali-kali
memperlihatkan kemarahan atau kebencian.
Kualitas
lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap
kekecewaan”. Orang-orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran,
tidak menyerah diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikiran cara-cara yang
berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
sama atau tujuan-tujuan substitusi.
4).
Persepsi Realistis
Orang-orang
yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang
neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan
keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka
sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang
lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu
prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana
adanya.
5).
Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Keberhasilan
dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan
bakat-bakat tertentu, suatu tingkat kemampuan. Kita harus menggunakan
keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan
diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Allport
mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki
keterampilan-keterampilan menjadi neurotis, akan tetapi tidak mungkin menemukan
orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka
pada pekerjaan mereka. Allport mengutip apa yang dikatakan Harvey Cushing, ahli
badah otak yang terkenal, “satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan
adalah menyelesaikan suatu tugas”.
Pekerjaan
dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitis untuk hidup. Tidak
mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa
melakukan pekerjaan yang penting melakukannya dengan dedikasi, komotmen, dan
keterampilan-keterampilan.
6).
Pemahaman Diri
Kepribadian
yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada
orang-orang yang neurotis. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang
lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.
Orang
yang memilii suatu tingkat pemahaman diri (self objectification) yang
tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas
pribadinya yang negatif kepada orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa
orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada
orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
7).
Filsafah Hidup yang Mempersatukan
Bagi
Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa
aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai
(bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu
filsafat hidup yang mempersatukan.
Memiliki
nilai-nilai yang kuat, jelas memisahkan orang yag sehat dari orang yang
neurotis. Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai
yang terpecah-pecah dan bersifat sementara sehingga tidak cukup kuat untuk
mengikat atau mempersatukan semua segi kehidupan.
Suara
hati juga ikut berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara
hati yang tidak matang atau neurotis sama seperti suara hati kanak-kanak, yang
patuh, membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang
dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Sedangkan suara hati yang
matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tangggung jawab kepada diri sendiri
dan orang lain.
E.
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ROGER
Pendapat Rogers : Memahami dan menjelaskan teori kepribadian
sehat menurut rogers yang meliputi
1. Perkembangan kepribadian “self”
2. Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian
individu
3. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhya
a. Perkembangan
kepribadian “self”
Inti dari teori- teori Rogers yaitu individu memiliki
kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani
masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat
mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers menerima
istilah self dari pengalaman- pengalaman realita masing- masing individu. Dalam
setiap bertambahnya umur ,anak bisa berubah sifat dan perilaku. Dan seorang ibu
bisa memperhatikan perkembangan anak, dari waktu ke waktu dan seorang ibulah
yang memelihara dan mendidiknya dan tidak di serahkan kepada baby sister
b. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari
orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang
terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard
(bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Pribadi yang berfungsi sepeuhnya adalah pribadi yang
mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa? Karena ini penting,
dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu
akan menerima dengan penuh kepercayaan.
c. Ciri-ciri orang yang berfungsi
sepenuhnya menurut pendapat Rogers
1.
Pertama orang yang sehat secara
psikologis akan lebih mudah beradaptasi
Karena orang psikologis bisa melihat dan menilai sifat-sifat
seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi
2.
Kedua manusia –manusia masa depan
akan lebih terbuka atas
pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar
dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan
kelembutan mereka
3.
Ketiga dari manusia masa depan
adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya
pada masa sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang
sebagai kehidupan eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai kebutuhan
untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat orang
lain kagum
4.
Keempat manusia masa depan akan
tetap percaya terhadap kemampuan diri mereka untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang lain.
5.
Kelima manusia masa depan akan lebih
terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan buatan antara proses kognitif
yang dilakukan secara sadar ataupun yang tidak.
6.
Keenam, manusia masa depan mempunyai
kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka
tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada
orang lain dan akan siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan,
tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal
melawan orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea
rah yang sepatutnya .
7.
Terakhir, karena manusia masa depan
terbuka dengan semua pengalaman, mereka akan lebih menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak
mendistori stimulus internal ataupun menahan emosi mereka .
Rogers meberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a. Keterbukaan pada pengalaman
b. Kehidupan eksistensial
c. Kepercayaan terhadap organism sendiri
d. Perasaan bebas
e. Kreatifitas
F.
Kepribadian
Sehat Menurut Maslow
:
1. Kebutuhan Fisiologis
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan
biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2 . Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
2. kepribadian yang sehat menurut Maslow
Maslow membawa psikologi barat untuk tugas yang penekanannya pada determinisme dan pengabaiannya terhadap manusia yang terjadi secara kebersamaan.Ia terutama ditentang oleh hasil generalisasi dari penemuan yang diturunkan dari penelitian atas “orang yang sakit mental” menjadi manusia yang utuh,berpendapat bahwa psikologi seharusnya member perhatian pada penelitian tentang kesehatan mental,yang mana dia memandang sebagai pemenuhan terhadap kelima hierarki motivasi dari kebutuhan perkembangbiakan dalam kebutuhanterhadp aktualisasi diri. Dia mendasarkan teori motivasinya pada asumsi optimis tentang instrinsik manusia yang ebrsifat baik,yang memandang sebagai bercorak biologisnya.
Memang,meskipun Maslow dianggap sebagai pendiri psikologi humanistic,dia juga dipandang sebagi pelopor dari Psikologi Transpersonal.Maslow beragumentasi bahwa oleh karena ketakutan ini penyesuaian normal menyangkut rata-rata akal sehat orang yang mengimplikasikan keberhasilan yang terus berlanjut terhadap penolakan diri dan kedalaman sifat manusia.Pandangan maslow terutama yang menghubungkan kapasitas untuk pengalaman puncak (peak experience),menemukan resonansi dalam budaya tanding pada 1960-an dan ia dielukan sebagai nabi utama dari gerakan kesadaran.Selama 1960 dan 1970-an psikologi transpersonal berkembang berdampingan dengan penelitian tentang kondisi kesadaran yang lain.
Meskipun demikian,pandangan Maslow tentang kondisi manusia dan model kesehantannya,yang di satu sisi membuka bidang baru dalam psikologi,sebenarnya bukan gagasan yang baru atau orisinal.Konsepnya tentang manusia dan penekanannya terhadap perubahan sama dengan yang ditemukan mengandung kemiripan yang mengejutkan dengan konsep yang diajukan Dr.Samuel Hahnmann,oerubus pengobatan homeopathic modern.Maslow mengatakan “saya memepertimbangkan Humanistik,psikologi kekuatan ketiga menajdi transisi,suatu persiapan untuk psikologi keempat yang “lebih tinggi”,transpersonal,transhumant,lebih berpusat pada alam semesta(cosmos) dari pada kebutuhan manusia dan kepentingan manusia.
Jadi menurut saya kesimpulan saya.Psikologi humanistik menurut maslow itu adalah manusia untuk bersifat baik,baik secara manusiawi dan biologisnya,namun sering kita lihat juga bahwa adanya penolakan atas sisi kita yang terbaik dan banyak juga keunikan keunikan yang dimiliki setiap individu,baik secara konteks social,budaya dan individunya tersebut.bisa kita lihat contoh keunikan budaya kita,yaiutu di Kalimantan Selatan(dayak).Disana banyak sekali orang-orang mengkreasikan derinya tersebut,seperti mentato tubuhnya dengan gambar artefak-artefak kuno,Menindik hidungnya dengan tulang tulang hewan yang sudah mati,dsb.Namun tidak hanya dari segi itu saja kita dapat melihat keunikan manusia.Kita juga bias melihat kemampuan individu dalam pengalaman-pengalaman mistik/spritualnya dan Maslow berpendapat bahwa "dunia spiritual dan dunia yang terhubung,merupakan satu kesatuan yang kuat”.Mungkin ini semua di karenakan “identifikasi dengan spesies manusia yang bertambah dan bekurang dan adanya perubahan nilai dan struktur yang terjadi di masyarakat yang semakin demokratis”.Dan perkembangan transpersonal dan transhumant itu akan menawarkan secara sangat baik bagi kepuasan nyata,kegunaan,kepuasan yang efektif tentang “idelaisme yang frust
3. ciri-ciri Kepribadian yang sehat
1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti terhadap orang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut.
Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.
Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa..
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya, orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13.Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni
15.Memiliki integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
G. KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT FROAM
1. Pengertian teori Fromm
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1990. Ia belajar psikologi di University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut psikoanalisis Berlin yang terkenla waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke Amerika Serikat dan mesngajar di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Sebelum mengulas tentang teori kepribadian dari Fromm, beberapa pengalaman mempengaruhi pandangan Fromm, antara lain pada umur 12 tahun ia menyaksikan seorang wanita cantik dan berbakat, sahabat keluarganya, bunuh diri. Fromm sangat terguncang karena kejadian itu. Tidak ada seorang yang memahami mengapa wanita tersebut memilih bunuh diri. Ia juga mengalami sebagai anak dari orangtua yang neurotis. Ia hidup dalam satu rumah tangga yang penuh ketegangan. Ayahnya seringkali murung, cemas, dan muram. Ibunya mudah menderita depresi hebat. Tampak bahwa Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Karena itu, masa kanak-kanaknya merupakan suatu laboratorium yang hidup bagi observasi terhadap tingkah laku neurotis. Peristiwa ketiga adalah pada umur 14 tahun Fromm melihat irrasionalitas melanda tanah airnya, Jerman, tepatnya ketika pecah perang dunia pertama. Dia menyaksikan bahwa orang Jerman terperosok ke dalam suatu fanatisme sempit dan histeris dan tergila-gila. Teman-teman dan kenalan-kenalannya terpengaruh. Seorang guru yang sangat ia kagumi menjadi seorang fanatik yang haus darah. Banyak saudara dan teman-temannya yang meninggal di parit-parit perlindungan. Ia heran mengapa orang yang baik dan bijaksana tiba-tiba menjadi gila. Dari pengalaman-pengalaman yang membingungkan ini, Fromm mengembangkan keinginan untuk memahami kodrat dan sumber tingkah laku irasional. Dia menduga hal itu adalah pengaruh dari kekuatan sosio-ekonomis, politis, dan historis secara besar-besaran yang mempengaruhi kodrat kepribadian manusia.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The Economic and Philosophical Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan melakukan percobaan yang sintesis. Fromm memandang Marx sebagai pemikir yang lebih ulung daripada Freud dan menggunakan psokoanalisa, terutama untuk mengisi celah-celah pemikiran Marx. Pada tahun 1959, Fromm menulis analisis yang sangat kritis bahkan polemis tentang kepribadian Freud dan pengaruhnya, sebaliknya berbeda sekali dengan kata-kata pujian yang diberikan kepada Marx pada tahun 1961. Meskipun Fromm deapat disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, ia sendiri lebih suka disebut humanis dialetik. Tulisan-tulisan Fromm dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusastraan, dan filsafat.
2. Kepribadian yang sehat menurut Fromm
kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai dalam bukunya Art Of Love erik Fromm mengutarakan
:
Dalam Civilization and Its Discontents (1930), seperti dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat yang Sehat (Terjemahan Thomas Bambang Murtianto, 1995) ia menulis:
“Manusia, setelah menemukan lewat pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya kepuasan puncak, maka makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua bentuk kebahagiaan manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan yang ada kaitannya dengan hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai titik pusat kehidupannya…. Dengan melakukan itu manusia menjadi sangat tergantung pada dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau sungguh merasa kehilangan bila ditinggal mati atau ditinggal kabur.”
Dalam Civilization and Its Discontents (1930), seperti dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat yang Sehat (Terjemahan Thomas Bambang Murtianto, 1995) ia menulis:
“Manusia, setelah menemukan lewat pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya kepuasan puncak, maka makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua bentuk kebahagiaan manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan yang ada kaitannya dengan hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai titik pusat kehidupannya…. Dengan melakukan itu manusia menjadi sangat tergantung pada dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau sungguh merasa kehilangan bila ditinggal mati atau ditinggal kabur.”
kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa- peristiwa didunia dan terhadap diri.
3. Ciri-ciri kepribadian yang sehat
Cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagiaan, dan suara hati.
Karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal ini berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai dipandang dengan respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus memiliki pengetahuan penuh terhadap mereka, kita harus memahami mereka siapa dan apa secara objektif.
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat. Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua, Negara, atau suara kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu terhadap hukuman karena melanggar kode moral dari penguasa. Suara hati humanistis ialah suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
Sumber Referensi:
Innerliches, Aszese. 2008. dalam artikel
http://eldido.blog.friendster.com/konseling-dalam-perspektif-psikoanalisa
Mimi. 2008. dalam artikel
http://makmun.blog.com/aliran-humanistik
Panggabean, Hana. 2009. dalam artikel
http://rumahbelajarpsikologi.com/behavior
Basuki,
Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Schultz,
D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: KANISUS
Lindsay,Gardner.
Editor: Sugiyono. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan
Behavioristik. Kanisius : Yogyakarta
Schultz, D.psikologi pertumbuhan :
model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
Suryabrata, S.psikologi kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.
Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
Suryabrata, S.psikologi kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.
Jess, J. And Gregory,J.F.teori kepribadian. Jakarta: salemba humanika, 2009.
http://vinandut.blogspot.com/2012/04/teori-kepribadian-sehat-menurut-carl.html
http://psychologydaily.blogspot.com/2011/03/kepribadian-sehat-menurut-maslow-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar